A.
FAKTOR GEOMETRI
Jari-jari dan kekuatan menarik elektron
atom atau ion menentukan ikatan, struktur, dan reaksi zat elementer dan
senyawa.
·
Jari-jari Atom dan Ion
Jari-jari Logam secara eksperimen merupakan separuh jarak antar inti atom.
Jari-jari Kovalen secara eksperimen mendifinisikan separuh jarak atom
logam antara dua atom yang sama terikat secara bersama oleh ikatan kovalen
Jari-jari Ionik berkaitan dengan jarak antara 2 inti yang terhubung oleh
ikatan eletrostatik antara kation dan anion masing-masing unsur.
·
Entalpi Kisi
Siklus Born-Haber adalah suatu pendekatan yang digunakn untuk menganalisi
energi reaksi. Untuk memutuskan ion-ion bebas dari kisi membutuhkan energi yang
besar. Nilai dari energi kisi bergantung pada kekuatan ikatan ion. Kekuatan ion
berkaitan erat dengan ukuran dan muatan ion. Magnesium oksida yang mengandung 2
ion positif akan memiliki energi kisi lebih tinggi dibandingkan dengan natrium
flourida yang hanya mengandung 1 ion positif, yaitu masing –masing 3933
kJ.mol-1 dan 915 kJ.mol-1. Sama halnya juga dengan entropi, akan selalu lebih
tinggi entropi padatan kristal yang memiliki susunan yang teratur dibandingkan
gas yang susunannya tidak teratur.
·
Tetapan Madelung
Energi
Potensial Coulomb total antar ion dalam senyawa ionik yang terdiri atas ion A
dan ion B adalah penjumlahan eneri potensial Coulomb interaksi ion individual.
Karena lokasi ion-ion dalam kristal ditentukan oleh tipe struktur potensial
Coulomb total antar ion dihitung dengan menentukan jarak antar ion d. A adalah
Tetapan Madelung yang khas untuk tiap kristal. Interaksi elektrostatik antara
ion-ion yang bersentuhan merupakan yang terkuat dan tetapan Madelung juga akan
meningkat dengan semakin besarnya bilangan koordinasi
·
Struktur Kristal Logam
·
Kristal Ion
Struktur
dasar kristal ion adalah ion yang lebih besar (biasanya anion) membentuk
susunan terjejal dan ion yang lebih kecil (biasanya kation) masuk kedalam
lubang oktahedral atau tetrahedral di antara anion. Kristal anion
diklasifikasikan kedalam beberapa tipe struktur berdasarkan jenis kation dan
anion yang terlibat dan jari-jari ionnya.
·
Aturan Jari jari
Biasanya, energi
potensial Coulomb total Ec senyawa ionik univalen MX diungkapkan dengan persamaan
Ec
-NAe24πεoR
NA adalah konstanta Avogadro, A konstanta Madelung dan R jarak
antar ion. Menurut rumus ini, struktur dengan rasion A/R akan lebih
stabil. Konstanta Madelung senyawa MX meningkat dengan meningkatnya bilangan
koordinasi. Di pihak lain, akan menguntungkan menurunkan bilangan koordinasi
untuk menurunkan nilai R dalam hal ukuran M kecil, agar kontak antara M dan
X dapat terjadi lebih baik. Dalam kristal ionik, rasio rM dan rX dengan
anion saling kontak satu sama lain dan juga berkontak dengan kation bergantung
pada bilangan koordinasi. Dalam bagian struktur yang terdiri hanya anion, anion
membentuk koordinasi polihedra di sekeliling kation. Jari-jari anion rX adalah
separuh sisi polihedral dan jarak kation di pusat polihedral ke sudut
polihedral adalah jumlah jari-jari kation dan anion rX + rM.
Polihedra dalam CsCl adalah kubus, struktur NaCl adalah oktahedral, dan ZnS
adalah tetrahedral. Jarak dari pusat ke sudut polihedral adalah berturut-turut
√3rX, √2 rX dan ½√6rX. Sehingga, rasio jari-jari kation dan
anion adalah are (√3rX-rX)/ rX = √3-1 = 732 untuk CsCl, (√2rX-rX)/
rX = √2-1 = 0.414 untuk NaCl, dan (½√6rX-rX)/ rX = ½√6-1 =
0.225 untuk ZnS
· Variasi ungkapan struktur padatan
Banyak
padatan anorganik memiliki struktur 3-dimensi yang rumit. Ilustrasi yang
berbeda dari senyawa yang sama akan membantu kita memahami struktur
tersebut. Dalam hal senyawa anorganik yang rumit, menggambarkan ikatan
antar atom, seperti yang digunakan dalam senyawa organik biasanya menyebabkan
kebingungan. Anion dalam kebanyakan oksida, sulfida atau halida logam membentuk
tetrahedral atau oktahedral di sekeliling kation logam. Walaupun tidak
terdapat ikatan antar anion, strukturnya akan disederhanakan bila struktur
diilustrasikan dengan polihedra anion yang menggunakan bersama sudut, sisi atau
muka. Dalam ilustrasi semacam ini,atom logam biasanya diabaikan.
Seperti telah disebutkan struktur ionik dapat dianggap sebagai susunan terjejal anion. Gambar 2.12 dan 2-13 mengilustrasikan ketiga representasi ini untuk fosfor pentoksida molekular P2O5 (= P4O10) dan molibdenum pentakhlorida MoCl5 (= Mo2Cl10). Representasi polihedra jauh lebih mudah dipahami untuk struktur molekul besar atau padatan yang dibentuk oleh tak hingga banyaknya atom. Namun, representasi garis ikatan juga cocok untuk senyawa molecular.
Seperti telah disebutkan struktur ionik dapat dianggap sebagai susunan terjejal anion. Gambar 2.12 dan 2-13 mengilustrasikan ketiga representasi ini untuk fosfor pentoksida molekular P2O5 (= P4O10) dan molibdenum pentakhlorida MoCl5 (= Mo2Cl10). Representasi polihedra jauh lebih mudah dipahami untuk struktur molekul besar atau padatan yang dibentuk oleh tak hingga banyaknya atom. Namun, representasi garis ikatan juga cocok untuk senyawa molecular.
B. Faktor Elektronik
Fungsi gelombang elektron dalam suatu atom disebut
orbital atom. Karena kebolehjadian menemukan elektron dalam orbital molekul
sebanding dengan kuadrat fungsi gelombang, peta elektron nampak seperti fungsi
gelombang. Suatu fungsi gelombang mempunyai daerah
beramplitudo positif dan negatif yang disebut cuping (lobes). Tumpang tindih cuping positif dengan positif atau negatif dengan negatif dalam molekul akan memperkuat satu sama lain membentuk ikatan, tetapi cuping positif dengan negatif akan meniadakan satu sama lain tidak membentuk ikatan. Besarnya efek interferensi ini mempengaruhi besarnya integral tumpang tindih dalam kimia kuantum.
Dalam pembentukan molekul, orbital atom bertumpang tindih menghasilkan orbital molekul yakni fungsi gelombang elektron dalam molekul. Jumlah orbital molekul adalah jumlah atom dan orbital molekul ini diklasifikasikan menjadi orbital molekul ikatan, non-ikatan, atau antiikatan sesuai dengan besarnya partisipasi orbital itu dalam ikatan antar atom. Kondisi pembentukan orbital molekul ikatan adalah sebagai berikut.
Syarat pembentukan orbital molekul ikatan
(1) Cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih.
(2) Tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama.
(3) Tingkat energi orbital-orbital atomnya dekat
beramplitudo positif dan negatif yang disebut cuping (lobes). Tumpang tindih cuping positif dengan positif atau negatif dengan negatif dalam molekul akan memperkuat satu sama lain membentuk ikatan, tetapi cuping positif dengan negatif akan meniadakan satu sama lain tidak membentuk ikatan. Besarnya efek interferensi ini mempengaruhi besarnya integral tumpang tindih dalam kimia kuantum.
Dalam pembentukan molekul, orbital atom bertumpang tindih menghasilkan orbital molekul yakni fungsi gelombang elektron dalam molekul. Jumlah orbital molekul adalah jumlah atom dan orbital molekul ini diklasifikasikan menjadi orbital molekul ikatan, non-ikatan, atau antiikatan sesuai dengan besarnya partisipasi orbital itu dalam ikatan antar atom. Kondisi pembentukan orbital molekul ikatan adalah sebagai berikut.
Syarat pembentukan orbital molekul ikatan
(1) Cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih.
(2) Tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama.
(3) Tingkat energi orbital-orbital atomnya dekat
Referens
natalia, e., kristin, a., sinurat, r., & baru, o.
(2016, januari 27). ikatan kimia. Retrieved from
http://makalahkimiaanorganikkelompok.blogspot.com/